Awas Hoax! Saring sebelum Sharing

Di era digital saat ini, penyebaran informasi begitu cepat dan mudah. Cukup dengan jari saja informasi bisa sampai kemana-mana. Sayangnya, tidak semua informasi yang tersebar adalah benar. Hoax atau berita palsu menjadi salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh masyarakat modern. 

Apa Itu Hoaks?

Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca, pendengar, maupun yang melihat untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Hoax sering kali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seperti berita asli, sehingga membuat banyak orang mudah tertipu. Dibandingkan fakta, hoax lebih mudah tersebar dengan kreasi judul yang seolah-olah itu fakta. Para penerima hoax dengan mudahnya percaya, tanpa perlu mencari kebenarannya, apakah berita tersebut berasal dari sumber yang kredibilitas atau abal-abal.

Dari yang penulis lihat hoax sangat cepat menyebar di dunia maya, ditambah lagi penyebaran informasi yang cepat di media sosial membuat hoax sulit dikendalikan. Cukup dengan like berita hoax yang banyak yang bisa saja beribu-ribu dapat membuat pengguna sosial media percaya begitu saja tanpa peduli asal usulnya dari mana. Yang lebih parah adalah pengguna sosial media yang asal share saja. Hal ini yang harus kita perhatikan dalam bermedia sosial. Hoax Sangat berdampak buruk bagi masyarakat. Hoax bisa membuat  reputasi seseorang rusak yang mengakibatkan stress berlebihan bagi korban. Selain itu hoax juga menimbulkan opini negatif dan meresahkan masyarakat. Makanya ketika kita memperoleh berita, budidayakan saring sebelum Sharing 

Cara mengantisipasi penyebaran hoax
Nah, untuk megatasi hal tersebut berikut cara mengantisipasi penyebaran hoax di media sosial:

1. Judul yang provokatif 

Judul tersebut sengaja dibuat menggunakan diksi yang provokatif dan berlebihan, agar banyak yang tertarik untuk membacanya. Sebagaimana kita membaca berita melihat judul terlebih dahulu. Semakin menarik judulnya maka semakin tinggi minat khalayak membacanya.

2. Sumber yang tidak jelas

Cermatilah alamat situs. Berita yang viral melalui media sosial, kita harus memastikan terlebih dahulu siapa pemilik akun tersebut apakah dapat dipercaya atau tidak. Jangan mudah percaya apalagi share sembarangan.

3. Periksa fakta

Opsi ini maksudnya kita harus memiliki sifat Tabayyun sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya 
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karna kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
Bersikap Tabayyun dapat kita terapkan dengan memeriksa berita tersebut dari sumber lain yang terpercaya.

4. Cek keaslian foto

Kasus penyalahgunaan dan editing foto makin merebak saat pemberitaan hoax mulai meningkat. Hal ini sering terjadi pada artis-artis. Selain itu, pada hoax yang berkaitan dengan IPTEK atau lingkungan, editing foto biasanya dilakukan dengan sangat berlebihan, misal dengan menambahkan foto ikan raksasa di foto sungai, dan sebagainya.

5. Ikut serta grup diskusi antihoax

Hal ini bertujuan untuk memperkuat relasi pemberantas hoax sekaligus tempat bertukar informasi.

6. Melaporkannya ke Kominfo terkait berita hoax tersebut

Kita harus berani mencegah dan memerangi berita hoax dengan melaporkannya ke pihak yang berwajib seperti Kominfo. 



Post a Comment

0 Comments